Download

Jumat, 07 Oktober 2011

Infeksi Cacing


TINJAUAN TEORI

  1. Definisi
Infeksi Cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya.
Cacingan pada anak-anak memerlukan penanganan serius karena dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnya tumbuh kembang anak Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan. Infeksi (infestasi) cacing merupakan masalah kesehatan yang banyak didapatkan, terutama di daerah tropis.

  1. Etiologi :
Cacing yang banyak menginfestasi manusia adalah:
1.    Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
Penyebab: Cacing Ascaris Lumbricoides, disebut juga cacing gelang. Cacing ini yang paling sering menginfeksi manusia. Cacing dewasa bentuknya silindris dengan ujung anterior meruncing. Betina berukuran 20-35cm, sedang pada jantan berukuran 15-31cm. Satu cacing betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang biak dengan menghasilkan 200.000 telur setiap harinya.
2.    Cacing cambuk (Trichuris trichiura).
Penyebab: Cacing Trichuris trichiura.
3.    Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
Penyebab: Cacing Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Terutama hidup di daerah yang bertanah lembap dan teduh, seperti di dalam tambang atau perkebunan.
4.    Cacing kremi (Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis)
Penyebab: Cacing Oxyuris vermicularis (Enterobius vermicularis), cacing berwarna putih berukuran kecil (1 cm)

  1. Patofisiologi :

1.    Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
Penularan dan siklus hidup: lewat telur di tanah yang tertelan, menetas menjadi larva di usus, masuk alian darah, ke paru dan saluran napas, kembali tertelan, dan masuk kembali ke saluran pencernaan. Cacing dewasa hidup di usus halus, bertelur dan dikeluarkan lewat tinja.
2.    Cacing cambuk (Trichuris trichiura).
Penularan dan siklus hidup: menelan telur yang keluar bersama tinja. Telur menetas menjadi larva, dan hidup kemudian menjadi dewasa di usus. Cacing dewasa bertelur 3000-20000 per hari, telur keluar bersama tinja. Penularan lewat tangan, makanan, atau minuman yang terkontaminasi. Telur juga dapat terbawa oleh lalat atau serangga lain.
3.    Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
Siklus hidup dan Penularan: Telur (keluar bersama tinja) menetas di tanah menjadi larva. Bila ada kontak dengan kulit manusia, larva yang telah bertumbuh dapat menembus masuk ke dalam kulit manusia, bahkan mencapai aliran darah. Setelah sampai di usus halus larva menjadi cacing dewasa. Setiap cacing dewasa mampu mengisap 0,03-0,3 cc darah per hari. Penularan juga bisa lewat larva yang tertelan.
4.    Cacing kremi (Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis)
Siklus hidup dan Penularan: menelan telur (biasanya terbawa pada kuku jari, pakaian, sprei, makanan, debu), telur menetas dalam lambung, mengeluarkan larva. Larva bergerak dan menjadi dewasa di dalam usus besar (sekum). Pada malam hari cacing betina meletakkan telurnya di daerah sekitar anus, menyebabkan rasa gatal.

  1. Manifestasi klinis
Gejala umum
Perut buncit, baran kurus, rambut seperti rambut jagung, lemas dan cepat lelah, muka pucat, serta mata belekan, sakit perut, diare berulang dan kembung, kolik yang tidak jelas dan berulang.

Pada Khusus cacingan mempunyai gejala sebagai berikut :
1.    Cacing kremi
Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau vulva (kemaluan wanita). Gejala ini akan memburuk di malam hari ketika cacing kremi biasanya akan keluar dari permukaan tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga biasanya dapat terlihat di feses.
2.    Cacing gelang
Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis toxocara canis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata karena menimbulkan radang & luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga dapat berpindah ke bagian paru-paru menyebabkan timbulnya batuk & asma, serta menimbulkan bengkak di organ tubuh lain.
3.    Cacing pita
Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat menutupi daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.
Selain hal tersebut di atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :
1.    Rasa mual.
2.    Lemas.
3.    Hilangnya nafsu makan.
4.    Rasa sakit di bagian perut.
5.    Diare.
6.    Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.
Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organ lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala :
1.    Demam.
2.    Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut.
3.    Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing.
4.    Infeksi bakteri.
5.    Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.

  1. Komplikasi
Cacing kremi
1.    Salpingitis (peradangan saluran indung telur)
2.    Vaginitis (peradangan vagina)
3.    Infeksi ulang.
Cacing tambang
1.    Defesiensi zat gizi
2.    Dapat menimbulkan hambatan dalam usus yang selanjutnya dapat menimbulkan perforasi
  1. Pencegahan
Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci untuk mencegah timbulnya cacingan kembali. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
1.    Pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan/setiap habis dari toilet.
2.    Jagalah selalu jari kuku untuk selalu bersih & terawat.
3.    hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus (terutama untuk infeksi cacing kremi).
4.    Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing kremi).
5.    Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing sensitif terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).
6.    Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi
Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna
  1. Pengobatan
Obat yang mempunyai efek sebagai anti parasit dapat digunakan untuk pengobatan cacingan ini, ada 2 jenis obat yang biasa digunakan yaitu :
1.    Pyrantel pamoat
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah :
Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
2.    Mebendazole
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya, sama dengan dosis diatas, yaitu:
Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
Apabila ada anggota keluarga yang terkena cacingan, sebaiknya pengobatan juga diberikan untuk seluruh anggota keluarga untuk mencegah/mewaspadai terjadinya penularan cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menyentuh mulut dengan tangan yang belum dicuci.
  1. Pemeriksaan Diagnostik
o     Pemeriksaan Fisik
o     Pemeriksaan Darah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar