Download

Kamis, 13 Oktober 2011

KONSEP DASAR NIFAS


KONSEP DASAR NIFAS

A. Pengertian
Masa Nifas ( puerperium ) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.Nifas ( puerperium ) berasal dari bahasa latin “ puer “ berarti anak dan “ parere” berarti membawa untuk seterusnya (to bring frot). Kejadian yang terjadi pada masa nifas ialah involusi rahim, laktasi dan pengeluaran lochea.

B. Perubahan – perubahan yang terjadi pada nifas :
  1. Involusi Rahim
a.       Pengertian
Yaitu proses dimana rahim kembali keukuran semula seperti sebelum mengalami kehamilan.
b.      Perubahan fundus uteri
Setelah placenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri kira-kira 3 jari dibawah pusat. Dalam 12 jam setelah persalinan fundus uteri berada 1 cm diatas pusat atau setinggi pusat. dan mengalami penurunan tiap 24 jam sekitar 1-2 cm. Hari ke-6 post partum normal fundus uteri berada di antara ½ simpisis pubis dengan pusat.dan semakin lama tidak teraba lagi dari luar pada hari ke 9-10.
c.       Penyebab
·         Proses autolisis (saat zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang bersama air kencing, sehingga kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi) dimana sitoplasma sel yang berlebihan akan tercerna sendiri sehingga tertinggal jaringan fibro elastic dari jaringan renik sebagai bukti kehamilan.
·         Kontraksi dan Retraksi otot uterus yang terjadi terus menerus mengakibatkan kompresi pembuluh darah dan anemia setempat ( ischemic ). Kontraksi uterus diikuti his  pengiring mengakibatkan  rasa nyeri yang disebut nyeri ikutan (after pain ) terutama pada multipara.
·          Atrofi jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan placenta.
  1. Lochea
Yaitu cairan dan sisa darah yang berasal dari lapisan endometrium tempat implantasi placenta dan jaringan desi dua yang nekrotik dari dalam uterus selama masa nifas.
v Pengeluaran Lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya :
a.       Lochea Rubra, keluar hari 1- 4, berwarna merah hitam,terdiri dari sel desi dua, vernik kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah, robekan tropoblastik, bakteri. Jumlahnya sedang.
b.      Lochea Serosa, keluar hari ke 4 -8, berwarna merah muda, kekuningan, kecoklatan, encer, jumlahnya berkurang, berisi darah yang sudah tua, serum, lekosit,jaringan.
c.       Lochea Alba,  keluar hari ke 8 – 14, kadang ada yang sampai 6 minggu postpartum, berwarna kunung, putih, atau hampir tidak berwarana, berisi bakteri yang sudah mati, jumlahnya sedikit,tanda sudah memasuki tahap pemulihan.
v Jumlah lochea (jacobson,1985 );
a.       sangat sedikit, bila hanya < 2,5 cm pada pembalut.
b.      Sedikit bila < 10 cm noda pembalut.
c.       Moderat bila < 15 cm noda pada pembalut.
d.      Berat bila memenuhi pembalut dalam 1 jam. 
v  Keadaan lochea:
a)      Berbau amis, seperti menstruasi normal bila bau busuk berarti ada infeksi.
b)      Bila mendapat terapi oksitocin aliran lochea menurun.
c)      Bila ambulasi atau menyusui aliran lochea meningkat.
d)     Akan terjadi semburan darah pada waktu berdiri.
e)      Perdarahan yang berlangsung 10 hari postpartum indikasi terjadi perdarahan tempat pelepasan placenta yang merupakan pross penyembuhan.
f)       Bila 3 -4 minggi masih terjadi perdarahan, mumgkin infeksi pada desidua tempat pelepasan placenta, bila disertai nyeri atau perih yang tidak berkurang dan dilanjutkan dengan lochea serosa/alba identifikasi terjadi endometritis.

  1. Laktasi
Yaitu,proses pembentukan dan pengeluaran ASI pada ibu postpartum. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu ini belum mengandung susu, melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mamae.
Asi diproduksi oleh oleh sel asini atas pengaruh hormone prolaktin. Hormon prolaktin sendiri dipengaruhi oleh hormon esrtogen pada usia kehamilan 16 minggu.
Masing-masing payudara terdiri dari 16-20 lobus. Pada proses pembentukan asi, asi dibentuk ol;eh sel asini yang terdapat di alveolus, alveolus merupakn bagian dari lobuli- lobuli, dari lobuli asi dialirkan lewat ductus lactiverus minor dilanjutkan ke ductus lactiverus mayor dan ditampung di ampula ductus lactiverus yang kemudian dikeluarkan lewat sinus lactiverus.
Colostrum ialah cairan berwarna kuning yang mengandung zat yang berguna untuk antibody tubuh, mengandung protein, garam, gula dan sedikit lemak. Bj 1,030-1,035, reaksinya alkalis, terdiri dari albumin yang membeku bila dipanaskan. Dilihat dengan mikroskop tampak benda – benda halus yang melayang – layang( sel-sel epitel yang mengalami degenerasi lemak).lebih banyak mengandung protein dan garam, gula sama, dan lemak lebih sedikit dibanding asi. Tidak berarti sebagai makanan tetapi bersifat laxansia. Mengandung eoglobulin sebagai zat antibody dan penambah kekuatan tubuh.
ASI, keluar 2 -3 hari setelah melahirkan, pada sc  hari ke 4. Warna putih kekunung – kuningan. Bj 1,026- 1,036. terdiri dari 1-2% protein, 3-5% lemak, 6,5-8% gula, dan 0,1-0,2% garam. Mengandung zat imun, difteri antitoxin dan thyphusa agglutinin.

v  Mekanisme Menyusui:
Bayi sehat punya 3 reflek intrinsic yang diperlukan dalam proses menyusui:
-          Reflek mencari ( Rooting Reflek )
-          Reflek menghisap ( Sucking Reflek )
-          Reflek menelan ( Swallowing Reflek )
v  Fakto – Faktor yang mempengaruhi laktasi:
a.       factor anatomis buah dada : banyaknya lobus pada payudara
b.      fisiologis  : fungsi dari hipotalamus
c.       makanan
d.      istirahat
e.       isapan anak
f.       obat- obatan : hormonal
g.      psikologis : kecemasan/stres
v  Reflek pada laktasi
a.       Reflek prolaktin
Isapan bayi menimbulkan rangsang pada reseptor di sinus lactiverus yang melalui nervus vagus dan diteruskan ke medulla spinalis dan mensensepalon ke hipotalamus yang terdapat PRF ( prolaktin realizing factor) lewat aliran darah ke hipofise anterior, merilis prolaktin untuk merangsang sel asini membentuk asi.
b.      Reflek led down
Isapan bayi merangsang reseptor di sinus lactiverus, ke nervus vagus dilanjutkan ke hipofise lobus posterior dan akan dikeluarkan ocsitosin. Oksitosin akan membuat kontraksi neoepitel yang melapisi alveoli sehingga asi dapat mengalir ke ductus lactiverus.

  1. Perubahan Fisik Lain
a.       Serviks  
Setelah persalinan osteum eksterna dapat dimasuki oleh 2-3 jari tangan, setelah 6 minggu akan menutup.
b.      Vagina, vulva 
Kadar estrogen postpartum bila menurun akan mengakibatkan penipisan mukosa vagina. Vagina akan kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu. Labia menjadi lebih menonjol, hymen rupture yang tersisa hanya kulit disebut kurunkule mirtiformis.
c.       Perineum  
Tonus perineum kembali pada hari ke 5. Bila di episotomi penyembuhan harus terjadi dalam 2 – 3 minggu.
d.      Payudara  
Pada hari ke 3 dan 4 payudara menjadi penuh, tegeng, keras,hangat,karena kongesti sementara vena dan kelenjar limfe. Bila ASI tidak dihisap, laktasi akan berhenti dalam beberapa hari sampai minggu.

e.       Dinding perut dan peritoneum
Abdomen menonjol dan memberikan bentuk seperti masih hamil atau longgar selama 2 minggu pertama setelah persalinan dinding abdomen berelaksasi kira – kira 6 minggu kembalo seperti semula.

  1. Perubahan pada system lain.
a)      Sistem Perkemihan  
Steroid berkurang, berakibat penurunan fungsi ginjal selama puerperium.poliuri berlangsung 2-5 hari postpartum. Setelah plasenta lahir kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan sehingga terjadi diuresis.Kira- kira 2-8 minggu setelah persalinan uretra dan pelvis ginjal akan kembali pada keadaan semula.
b)      Sistem Kardioaskuler
Penurunan kadar estrogen volume darah kembali pada keadaan tidak hamil. Sel darah merah dan Hb normal di hari ke 5. Volume darah turun menimbulkan respon ukuran vaskuler ibu berkurang 10-15%, kehilangan fungsi endokrin placenta menghilangkan rangsang vasodilatasi, mobilisasi cairan ekstravaskuler, hipovolemik stock terjadi pada kehilangan darah normal.
c)      Sistem Gastrointestinal
Sering lapar, motilitas gastrointestinal menurun sesaat. Berlangsung lama bila diberi analgetik dan anestesi berlebihan. Pengosongan usus terhambat 2-3 hari pada masa nifas karena penurunan kontraksi usus.
d)     Sistem Saraf
Sakit kepala akibat hipertensi kehamilan, anestesi spinal ( strees dan kebocoran CSS ke dalam rongga ekstradural )
e)      Sistem Muskulo skeletal
Otot perut meregang, hilangnya kekenyalan otot dinding perut. Stabilisasi sendiri pada 6-8 minggu paska persalinan. 
f)       Sistem Integumen
Cloasma timbul tapi dapat hilang. Hiperpigmentasi areola dan lineanigra tidak hilang.

  1. Reaksi psikologis ibu dalam masa nifas
a.       Fase Taking- In
Periode tergantung berlangsung 1-2 hari pertama post partum. Waktu reflksi bagi ibu, berfokus pada dirinya sendiri dan bergantung pada orang lain. Tingkah laku ibu pasif dan tergantung. Pengalaman melahirkan diceritakan berulang-ulang.
b.      Fase Taking- Hold
Pergerakan menuju tingkah laku mandiri berlangsung hari ke 3-5. Energi ibu bertambah secara bertahap. Fokus pada bayi, ibu mulai menerima tanggung jawab merawat bayi.
c.       Fase Letting- Go
Saling ketergantungan berlangsung minggu ke 5 dan 6. Ibu menghilangkan sifat kekenak-kanakan menjadi identitas yang baru. Dia menghilangkan fantasi tentang bayinya dan menerima yang nyata. Hubungan sex boleh dilakukan kembali.


DAFTAR  PUSTAKA

Bagian ilmu Kebidanan dan Kandungan FKUnPad. 1972. Ilmu Kebidanan Fisiologi. Bandung : Penerbit Ricopy

Bagian Obstretri dan Ginekologi FKUnPad. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : ELEMA

Wiknjo Sastro, Prof. dr. Hanifa, DSOG. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Gramedia

Setyorini, Ana. Materi Kuliah Keperawatan Maternitas.
Yanus, Petrus. 2007. Makalah Askep Nifas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar