Download

Kamis, 13 Oktober 2011

Polio


A.    Pengertian
Polio (Poliomielitis) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan saraf) dan bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen, kelumpuhan atau kematian.
Dari mulai terinfeksi hingga lumpuh ada beberapa tahap yang terjadi, yaitu:
                       1.         Masa Inkubasi.
Masa ini dimulai saat virus sudah masuk ke tubuh namun belum menunjukkan gejala. Pada masa ini virus melakukan pembelahan hingga mampu menginfeksi. Biasanya berlangsung 3-35 hari.
                       2.         Stadium Akut.
Fase ini berjalan sejak munculnya gejala hingga 2 minggu. Ditandai dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi pada seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap bahkan lebih berat. Sebagian besar mengenai kaki. Kelumpuhan berjalan bertahap dan memakan waktu 2 hari hingga 2 bulan.
                       3.         Stadium Sub Akut
Dimulai dengan menghi-langnya demam dalam waku 24 jam. Kadang, disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Fase ini cukup panjang, selama 2 minggu hingga 2 bulan. Pada fase ini gejala-gejala berat mulai menghilang.


                       4.         Konvalesens
Ini adalah fase dimana gejala telah hilang namun virus belum sepenuhnya hilang. Berlangsung sangat lama, selama 2 bulan sampai 2 tahun. Mulailah terjadi pemulihan kekuatan otot yang sebelumnya melemah, dimana 50-70 persen kekuatan otot pulih dalam waktu 6-9 bulan. Setelah 2 tahun, tidak akan terjadi lagi pemulihan kekuatan otot.

B.     Penyebab
Penyebabnya adalah virus polio. Virus polio termasuk genus enterovirus, famili Picornavirus.Virus ini tahan terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia. Selain itu, dapat hidup dalam tinja penderita selama 90-100 hari. Virus ini juga dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan.

C.    Gejala
Gejala polio muncul dengan 3 bentuk yang berbeda, yaitu:
1.      Abortive polio
Pada bentuk ini, polio tidak menunjukkan gejala kelumpuhan. Penyakit ini hanya menimbulkan gejala ringan berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri perut. Gejala ini jarang parah, dan bertahan tidak lebih dari tiga hari. Kumpulah gejala ini sangat mirip sakit flu dan disebut flu like syndrome. Walau demikian, virus tetap berjalan melewati saluran cerna, dan feses penderita telah mengandung bahan virus yang siap ditularkan. Pada bentuk ini, penyakit polio akan sembuh spontan dan pulih sepenuhnya.
2.      Non paralitik polio
Pada keadaan ini, gejala berjalan lebih serius, bertahan selama 1-2 minggu. Timbul demam, sakit kepala, muntah, dan diare. Pada otot mulai tampak gejala, seperti kekakuan, ketegangan, dan nyeri otot. Terkadang bentuk ini berjalan lebih serius hingga gejala yang mirip radang selaput otak, seperti timbulnya sensitivitas terhadap cahaya dan kaku leher/kuduk.
3.      Paralitik polio
Bentuk inilah bentuk polio yang sering disebutkan. Sebenarnya persentase terjadinya sangat kecil dibanding seluruh infeksi polio, yakni 0,1-2 persen kasus.

D.    Proses penularan
Penularan virus terjadi melalui beberapa cara:
                       1.         Secara langsung dari orang ke orang
                       2.         Melalui percikan ludah penderita
                       3.         Melalui tinja penderita.
Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Resiko terjadinya polio:
                       1.         Belum mendapatkan imunisasi polio
                       2.          Bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio
                       3.          Kehamilan
                       4.         Usia sangat lanjut atau sangat muda
                       5.         Luka di mulut/hidung/tenggorokan (misalnya baru menjalani pengangkatan amandel atau pencabutan gigi)
                       6.         Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa (karena stres emosi dan fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh).

E.     Pencegahan
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah polio, yaitu:
                       1.         Bayi mempunyai kekebalan tubuh terhadap virus polio selama 4 sampai 6 bulan hanya jika ibunya imun. Pemberian serangkaian vaksin lewat mulut diperlukan untuk mendapatkan kekebalan seumur hidup.
                       2.         Setiap orang yang telah menerima suntikan vaksin harus divaksin ulang atau dua seri lengkap vaksin lewat mulut untuk mendapatkan kekebalan.
                       3.         Virus polio tetap ada di banyak negara. Hindari jika mungkin, kekebalan sangat penting.
                       4.         Tempatkan anak yang sakit di kamar terpisah, jauh dari anak-anak lainnya. Ibu harus mencuci tangan setiap kali menyentuhnya.
                       5.         Perlindungan terbaik terhadap polio ialah dengan memberikan vaksin polio/pemberian kekebalan.
Terdapat 2 jenis vaksin polio:
                       1.         Vaksin Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif
                       2.         Vaksin Sabin, merupakan vaksin virus polio hidup.
Yang memberikan kekebalan yang lebih baik (sampai lebih dari 90%) dan yang lebih disukai adalah vaksin Sabin per-oral (melalui mulut).
Tetapi pada penderita gangguan sistem kekebalan, vaksin polio hidup bisa menyebabkan polio. Karena itu vaksin ini tidak diberikan kepada penderita gangguan sistem kekebalan atau orang yang berhubungan dekat dengan penderita gangguan sistem kekebalan karena virus yang hidup dikeluarkan melalui tinja.

F.     Pengobatan
Polio tidak dapat disembuhkan dan obat anti-virus tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini.
Tujuan utama pengobatan adalah mengontrol gejala sewaktu infeksi berlangsung. Perlengkapan medis vital untuk menyelamatkan nyawa, teruatma membantu pernafasan mungkin diperlukan pada kasus yang parah. Jika terjadi infeksi saluran kemih, diberikan antibiotic.
Untuk mengurangi sakit kepala, nyeri dan kejang otot, bisa diberikan obat pereda nyeri. Kejang dan nyeri otot juga bisa dikurangi dengan kompres hangat. Jika otot-otot pernafasan menjadi lemah, bisa digunakan ventilator.
Untuk memaksimalkan pemulihan kekuatan dan fungsi otot mungkin perlu dilakukan terapi fisik, pemakaian sepatu korektif atau penyangga maupun pembedahan ortopedik.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Edward, Martin. 2000. Penyakit Anak Sehari-hari Dan Tindakan Darurat. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.
Soedarto. 1990. Penyakit Infeksi Di Indonesia. Jakarta. Widya Medika.
www.medicastore.com
www.totalkesehatananda.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar