PENDAHULUAN
A. Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan
suatu keadaan di mana didapatkankelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan
dengan suatu kompleks fisiologis danbiokimiawi yang ditemukan bila suatu
jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis
sebagai akibat dari produksitiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid
yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah
keadaan disebabkan oleh kelenjartiroid bekerja secara berlebihan sehingga
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihandi dalam darah.
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling beratmengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul
pada pasien dengan dasar penyakitGraves atau Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor pencetus:infeksi, operasi, trauma, zat kontras
beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi,penghentian obat anti tiroid,
ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyaki serebrovaskular/strok,
palpasi tiroid terlalu kuat.
1.
Apakah itu tiroid ?
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar
endokrin yang terletak di bagian bawahdepan leher yang memproduksi hormon
tiroid dan hormon calcitonin.
2.
Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang
mengawal kadarmetabolismePenyakit Grave, penyebab tersering
hipertiroidisme,adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai
olehproduksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.
OtoantibodiIgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating
immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami
umpanbalik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanyaberespons
terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab penyakitt Grave tidak diketahui,namun
tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, Yangpaling
sering terkena adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an.
Gondok nodular adalah peningkatan ukuran
kelenjar tiroid akibat peningkatankebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan
kebutuhan akan hormon tiroid terjadiselama periode pertumbuhan atau kebutuhan
metabolik yang tinggi misalnya padapubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini,
peningkatan HT disebabkan oleh pengaktivanhipotalamus yang didorong oleh proses
metabolisme tubuh sehingga disertai olehpeningkatan TRH dan TSH. Apabila
kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukurankelenjar tiroid biasanya kembali
ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yangireversibel dan kelenjar tidak
dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat,walaupun tidak selalu,
tetap memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabilaindividu yang bersangkutan
tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan inidisebut gondok nodular
toksik.Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau
penyakithipotalamus, walaupun jarang.
B. Klasifikasi
Hipertiroidisme
(Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1.
Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2.
Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
C. Penyebab
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atauhipotalamus. Peningkatan TSH akibat
malfungsi kelenjar tiroid akan disertaipenurunan TSH dan TRF karena umpan balik
negatif HT terhadap pelepasankeduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis
memberikan gambaran kadar HTdan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan
balik negatif dari HT dan TSH.Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggidisertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1.
Penyebab Utama
a.
Penyakit Grave
b.
Toxic multinodular goitre
c.
’’Solitary toxic adenoma’’
2.
Penyebab Lain
a.
Tiroiditis
b.
Penyakit troboblastis
c.
Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d.
Pemakaian yodium yang berlebihan
e.
Kanker pituitari
f.
Obat-obatan seperti Amiodarone
D. Gejala-gejala
1.
Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor,
iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadapkatekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal,
peningkatan pembentukan panas, intoleranterhadap panas, keringat berlebihan
4.
Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5.
Peningkatan frekuensi buang air besar
6.
Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7.
Gangguan reproduksi
8.
Tidak tahan panas
9.
Cepat letih
10.
Tanda bruit
11.
Haid sedikit dan tidak tetap
12.
Pembesaran kelenjar tiroid
13.
Mata melotot (exoptalmus)
E. Diagnosa
Diagnosa
bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3
dan T4), TSH, dan TRH akanmemastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah
di tingkat susunan saraf pusatatau kelenjar tiroid.
1.
TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
2.
Bebas T4 (tiroksin)
3.
Bebas T3 (triiodotironin)
4. Diagnosa juga boleh
dibuat menggunakan ultrabunyi untukmemastikan pembesaran kelenjartiroid
5.
Tiroid scan untuk melihatpembesaran kelenjar tiroid
6.
Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemakserum
7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang
dapat menyebabkan hiperglikemia
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada
klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah
jantung berhubungan dengan hipertiroidtidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2. Kelelahan berhubungan dengan
hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhanenergi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungandengan peningkatan metabolisme (peningkatan
nafsu makan/pemasukan denganpenurunan berat badan)
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan
integritas jaringan berhubungan denganperubahan mekanisme perlindungan dari
mata ; kerusakan penutupan kelopakmata/eksoftalmus.
5.
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi,
prognosis dan kebutuhan pengobatanberhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.
7. Risiko tinggi perubahan proses pikir
berhubungan dengan perubahan fisiologik,peningkatan stimulasi SSP/mempercepat
aktifitas mental, perubahan pola tidur
F. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat
mengancam nyawa adalah krisistirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat
berkernbang secara spontan pada pasienhipertiroid yang menjalani terapi, selama
pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi padapasien hipertiroid yang tidak
terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalamjumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia(sampai 106 oF), dan,
apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati
Graves, dermopati Graves, infeksikarena agranulositosis pada pengobatan dengan
obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas
G. Penatalaksanaan
1.
Konservatif
Tata
laksana penyakit Graves
a.
Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika
dosisberlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah
sebagaiberikut :
1)
Thioamide
2)
Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 –
600 mg/hari, dosis maksimal2.000 mg/hari
4)
Potassium Iodide
5)
Sodium Ipodate
6)
Anion Inhibitor
b.
Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejalagejalahipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi
:
1).
Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien mudadengan
struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
2).
Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atausesudah
pengobatan yodium radioaktif
3).
Persiapan tiroidektomi
4).
Pasien hamil, usia lanjut
5).
Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi
diberikan, sementara menunggupasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu
pemberian anti tiroid. Propanololdosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal
pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8minggu. Setelah eutiroid, pemantauan
setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejaladan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan
TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obatanti tiroid dikurangi dosisnya dan
dipertahankan dosis terkecil yang masihmemberikan keadaan eutiroid selama 12-24
bulan. Kemudian pengobatandihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi.
Dikatakan remisi apabila setelah 1tahun obat antitiroid di hentikan, pasien
masih dalam keadaan eutiroid, walaupunkemudian hari dapat tetap eutiroid atau
terjadi kolaps.
2.
Surgical
a.
Radioaktif iodine.
Tindakan
ini adalah untukmemusnahkan kelenjartiroid yang hiperaktif
b.
Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan iniuntuk mengangkat
kelenjar tiroid yang membesar
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi8), EGC, Jakarta
2.
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan, (Edisi 2), EGC,Jakarta
3.
Corwin,. J. Elizabeth, 2001,
Patofisiologi, EGC, Jakarta
4.
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,(Edisi III), EGC, Jakarta.
5.
FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta
6.
Ganong, 1997, Fisiologi Kedokteran,
EGC, Jakarta
7.
Gibson, John, 2003, Anatomi dan Fisiologi
Modern untuk Perawat, EGC, Jakarta
8.
Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi
Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta
9.
Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan,
EGC, Jakarta
10.
Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995,
Patofisiologi, EGC, Jakarta
11.
Sherwood, 2001, Fisiologi Manusia dari
Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta
12.
Sobotta, 2003, Atlas Anatomi, (Edisi 21),
EGC, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar