TINJAUAN TEORI
- Definisi
Infeksi Cacing atau biasa disebut dengan
penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan
oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan
cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi
dari tubuh inangnya. Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan
kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya.
Cacingan pada anak-anak memerlukan penanganan
serius karena dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit
dan terhambatnya tumbuh kembang anak Cacingan dapat menular melalui larva/telur
yang tertelan & masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak
bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang berawal dari telur/larva
hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat menginfeksi bagian
tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun
usus/saluran pencernaan. Infeksi (infestasi) cacing merupakan masalah kesehatan
yang banyak didapatkan, terutama di daerah tropis.
- Etiologi :
Cacing yang banyak menginfestasi manusia adalah:
1. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
Penyebab: Cacing Ascaris Lumbricoides, disebut juga cacing gelang. Cacing ini
yang paling sering
menginfeksi manusia. Cacing dewasa bentuknya silindris dengan ujung anterior
meruncing. Betina berukuran 20-35cm, sedang pada jantan berukuran 15-31cm. Satu
cacing betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang biak dengan menghasilkan
200.000 telur setiap harinya.
2. Cacing cambuk (Trichuris trichiura).
Penyebab: Cacing Trichuris trichiura.
3. Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
Penyebab: Cacing Ancylostoma duodenale
dan Necator americanus. Terutama hidup di daerah yang bertanah lembap dan
teduh, seperti di dalam tambang atau perkebunan.
4. Cacing kremi (Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis)
Penyebab: Cacing Oxyuris vermicularis
(Enterobius vermicularis), cacing berwarna putih berukuran kecil (1 cm)
- Patofisiologi :
1. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
Penularan dan
siklus hidup: lewat telur di tanah yang tertelan, menetas menjadi larva di
usus, masuk alian darah, ke paru dan saluran napas, kembali tertelan, dan masuk
kembali ke saluran pencernaan. Cacing dewasa hidup di usus halus, bertelur dan
dikeluarkan lewat tinja.
2. Cacing cambuk (Trichuris trichiura).
Penularan dan
siklus hidup: menelan telur yang keluar bersama tinja. Telur menetas menjadi
larva, dan hidup kemudian menjadi dewasa di usus. Cacing dewasa bertelur
3000-20000 per hari, telur keluar bersama tinja. Penularan lewat tangan,
makanan, atau minuman yang terkontaminasi. Telur juga dapat terbawa oleh lalat
atau serangga lain.
3. Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
Siklus hidup
dan Penularan: Telur (keluar bersama tinja) menetas di tanah menjadi larva.
Bila ada kontak dengan kulit manusia, larva yang telah bertumbuh dapat menembus masuk ke dalam kulit manusia, bahkan mencapai
aliran darah. Setelah sampai di usus halus larva menjadi cacing dewasa. Setiap
cacing dewasa mampu mengisap 0,03-0,3 cc darah per hari. Penularan juga bisa
lewat larva yang tertelan.
4. Cacing kremi (Enterobius vermicularis atau Oxyuris vermicularis)
Siklus hidup
dan Penularan: menelan telur (biasanya terbawa pada kuku jari, pakaian, sprei, makanan, debu), telur menetas dalam lambung,
mengeluarkan larva. Larva bergerak dan menjadi dewasa di dalam usus besar
(sekum). Pada malam hari cacing betina meletakkan telurnya di daerah sekitar
anus, menyebabkan rasa gatal.
- Manifestasi klinis
Gejala umum
Perut
buncit, baran kurus, rambut seperti rambut jagung, lemas dan cepat lelah, muka
pucat, serta mata belekan, sakit perut, diare berulang dan kembung, kolik yang
tidak jelas dan berulang.
Pada Khusus cacingan
mempunyai gejala sebagai berikut :
1. Cacing kremi
Gejalanya adalah rasa
gatal di sekitar daerah anus atau vulva (kemaluan wanita). Gejala ini akan
memburuk di malam hari ketika cacing kremi biasanya akan keluar dari permukaan
tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga biasanya dapat
terlihat di feses.
2. Cacing gelang
Biasanya tidak
menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis toxocara canis dapat menyebabkan
masalah penglihatan apabila terdapat di mata karena menimbulkan radang &
luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga dapat berpindah ke bagian
paru-paru menyebabkan timbulnya batuk & asma, serta menimbulkan bengkak di
organ tubuh lain.
3. Cacing pita
Dapat menimbulkan rasa
sakit di daerah perut. Cacing pita dapat menutupi daerah otot, kulit, jantung,
mata & otak.
Selain hal tersebut di
atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :
1. Rasa mual.
2. Lemas.
3. Hilangnya nafsu makan.
4. Rasa sakit di bagian
perut.
5. Diare.
6. Turunnya berat badan
karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.
Pada
infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke
organ lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul
gejala :
1. Demam.
2. Adanya benjolan di
organ/jaringan tersebut.
3. Dapat timbul reaksi
alergi terhadap larva cacing.
4. Infeksi bakteri.
5. Kejang atau gejala
gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.
- Komplikasi
Cacing kremi
1. Salpingitis
(peradangan saluran indung telur)
2. Vaginitis
(peradangan vagina)
3. Infeksi
ulang.
Cacing
tambang
1. Defesiensi
zat gizi
2. Dapat
menimbulkan hambatan dalam usus yang selanjutnya dapat menimbulkan perforasi
- Pencegahan
Menjaga kebersihan diri adalah salah
satu kunci untuk mencegah timbulnya cacingan kembali. Berikut beberapa hal yang
dapat dilakukan, yaitu :
1.
Pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan/setiap habis dari
toilet.
2.
Jagalah
selalu jari kuku untuk selalu bersih &
terawat.
3.
hindari
kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus
(terutama untuk infeksi cacing kremi).
4.
Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing
kremi).
5.
Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing sensitif
terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).
6.
Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi
Biasakan untuk
selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna
- Pengobatan
Obat yang mempunyai efek sebagai anti
parasit dapat digunakan untuk pengobatan cacingan ini, ada 2 jenis obat yang
biasa digunakan yaitu :
1.
Pyrantel pamoat
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah :
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah :
Dewasa/anak-anak
: 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
2.
Mebendazole
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya, sama dengan dosis diatas, yaitu:
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya, sama dengan dosis diatas, yaitu:
Dewasa/anak-anak
: 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
Apabila ada anggota
keluarga yang terkena cacingan, sebaiknya pengobatan juga diberikan untuk
seluruh anggota keluarga untuk mencegah/mewaspadai terjadinya penularan
cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan cacingan ke anggota
keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke toilet
atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menyentuh mulut dengan
tangan yang belum dicuci.
- Pemeriksaan Diagnostik
o
Pemeriksaan Fisik
o
Pemeriksaan Darah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar