KONSEP
/ TEORI PENYAKIT
A.
PENGERTIAN
Pertusis adalah suatu infeksi akut saluran nafas yang
mengenai setiap pejamu yang rentan, tetapi paling sering dan serius pada
anak-anak. (Behrman, 1992).
Pertusis adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan
yang sangat menular dengan ditandai oleh suatu sindrom yang terdiri dari batuk
yang bersifat spasmodic dan paroksismal disertai nada yang meninggi.
(Rampengan, 1993).
Pertusis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan
oleh Bordetella pertusis, nama lain penyakit ini adalah tussis quirita,
whooping coagh, batuk rejan. (Mansjoer, 2000).
Pertusis adalah penyakit infeksi yang ditandai dengan
radang saluran nafas yang menimbulkan erangan batuk panjang yang bertubi-tubi,
berakhir dengan inspirasi berbising. (Ramali, 2003).
Pertusis adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan
yang sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara
pernapasan dalam bernada tinggi atau melengking. (www.medicastore.come).
B.
PENYEBAB
Pertusis biasanya disebabkan oleh Bordetella pertussis
(Hemophilis pertusis). Suatu penyakit sejenis telah dihubungkan dengan infeksi
oleh bordetella para pertusis, B. Bronchiseptiea dan virus.
C.
GEJALA
Masa
inkubasi 7-14 hari, penyakit berlangsung 6-8 minggu atau lebih dan berlangsung
dalam 3 stadium yaitu :
1. Stadium
kataralis / stadium prodomal / stadium pro paroksimal
a. Lamanya 1-2 minggu
a. Lamanya 1-2 minggu
b. Gejala permulaannya yaitu
timbulnya gejala infeksi saluran pernafasan bagian atasyaitu timbulnya rinore
dengan lender yang jernih.
1) Kemerahan konjungtiva,
lakrimasi
2) Batuk dan panas ringan
3) Anoreksia kongesti
nasalis
c. Pada tahap ini kuman
paling mudah di isolasi
d. Selama masa ini penyakit sulit
dibedakan dengan common cold
e. Batuk yang timbul
mula-mula malam hari, siang hari menjadi semakin hebat, sekret pun banyak dan
menjadi kental dan lengket.
2. Stadium
paroksimal / stadium spasmodic
a. Lamanya 2-4 minggu
b.
Selama stadium ini batuk menjadi hebat ditandai oleh whoop (batuk yang bunyinya
nyaring) sering terdengar pada saat penderita menarik nafas pada akhir serangan
batuk. Batuk dengan sering 5 – 10 kali, selama batuk anak tak dapat bernafas
dan pada akhir serangan batuk anak mulai menarik nafas denagn cepat dan dalam.
Sehingga terdengar bunyi melengking (whoop) dan diakhiri dengan muntah.
c.
Batuk ini dapat berlangsung terus menerus, selama beberapa bulan tanpa adanya
infeksi aktif dan dapat menjadi lebih berat.
d.
Selama serangan, wajah merah, sianosis, mata tampak menonjol, lidah terjulur,
lakrimasi, salvias dan pelebaran vena leher.
e.
Batuk mudah dibangkitkan oleh stress emosional missal menangis dan aktifitas
fisik (makan, minum, bersin dll)
3. Stadium
konvaresens
1. Terjadi pada minggu ke 4
– 6 setelah gejala awal
2. Gejala yang muncul antara
lain :
a.
batuk berkurang
b.
nafsu makan timbul kembali, muntah berkurang
c.
anak merasa lebih baik
d.
pada beberapa penderita batuk terjadi selama berbulan-bulan akibat gangguan
pada saluran pernafasan
D.
PENATALAKSANAAN
1. Anti
mikroba
Pemakai
obat-obatan ini di anjurkan pada stadium kataralis yang dini. Eritromisin
merupakan anti mikroba yang sampai saat ini dianggap paling efektif
dibandingkan dengan amoxilin, kloramphenikol ataupun tetrasiklin. Dosis yang
dianjurkan 50mg/kgBB/hari, terjadi dalam 4 dosis selama 5-7 hari.
2. Kortikosteroid
a. Betametason oral dosis 0,075 mg/lb BB/hari
a. Betametason oral dosis 0,075 mg/lb BB/hari
b. Hidrokortison suksinat (sulokortef) I.M
dosis 30 mg/kg BB/hari kemudian diturunkan perlahan dan dihentikan pada hari ke-8
c. Prednisone oral 2,5–5 mg/hari. Berguna
dalam pengobatan pertusis terutama pada bayi muda dengan seragan proksimal.
3. Salbutamol
Efektif terhadap pengobatan pertusis dengan cara kerja :
Efektif terhadap pengobatan pertusis dengan cara kerja :
a. Beta 2 adrenergik
stimulant
1)
Mengurangi paroksimal khas
2)
Mengurangi frekuensi dan lamanya whoop
3)
Mengurangi frekuensi apneu
b. Terapi suportif
1)
Lingkungan perawatan penderita yang tenang
2)
Pemberian makanan, hindari makanan yang sulit ditelan, sebaiknya makanan cair,
bila muntah diberikan cairan dan elektrolit secara parenteral
3)
Pembersihan jalan nafas
4)
Oksigen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar